Keterbatasan
cadangan bahan bakar fosil merupakan salah satu permasalahan global yang menimpa banyak negara di dunia
saat ini. Bukan hal yang dipungkiri bahwa di Indonesia, bahan bakar minyak
sudah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi masyarakat, dengan tingginya
harga minyak dunia yang saat ini mencapai US$ 67 per barel, sangat potensial
mengakibatkan gejolak sosial dan ekonomi yang cukup signifikan.
Untuk
mengatasi krisis energi, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah-langkah,
diantaranya adalah mengefisienkan pemakaian energi baik untuk kebutuhan
gedung-gedung maupun untuk alat transportasi. Salah satu bagian penggunaan
terbesar dari bahan bakar minyak adalah untuk sektor transportasi. Kendaraan
angkutan darat menyumbang beban paling
besar terhadap kebutuhan bahan
bakar minyak dalam
bentuk bensin dan
solar, hal ini dikarenakan jumlah
kendaraan angkutan darat
lebih banyak dibandingkan kendaraan angkutan udara dan
laut.
Salah satu
kebiasaan di masyarakat
adalah keengganan untuk meninggalkan penggunaan
kendaraan berbahan bakar
minyak untuk kebutuhan transportasi antar
titik berjarak ±
5 km. Di
lain pihak, penggunaan
kendaraan bertenaga manusia dinilai
mengakibatkan kelelahan, kecepatan
lebih rendah, tidak cocok
digunakan di jalan
raya, sehingga kendaraan
jenis ini hanya
dipakai untuk transportasi jarak
sangat pendek atau kegiatan rekreasi dan olahraga.
Untuk menghindari pemakaian
bahan bakar minyak,
dikembangkan kendaraan
hybrid yang menggunakan
tenaga manusia dan
motor listrik. Sistem yang
disebut sebagai PAS
(Power Assist System)
ini memiliki sejumlah
kelebihan, antara lain lebih
sedikit mengkonsumsi tenaga
dan lebih cepat
dibanding kendaraan
bertenaga manusia, tidak
menimbulkan polusi, tidak
mengkonsumsi bahan bakar fosil,
tidak berisik, lebih
aman, dan biaya
pemeliharaan yang lebih rendah.
Kendaraan ini juga
tidak memerlukan izin
khusus untuk mengendarainya, asalkan kecepatannya tidak
melebihi batas kecepatan
yang ditetapkan untuk kendaraan tak
bermotor. PAS tidak
berarti menggantikan tenaga
manusia seluruhnya, porsi tenaga
manusia yang dibutuhkan
sepenuhnya tergantung pada pilihan pengendara.
Salah satu
contoh kendaraan PAS
adalah sepeda listrik.
Sepeda ini cukup ringan sehingga
dapat dipakai seperti
sepeda biasa dengan
penggunaan pedal, namun tenaga
yang dikeluarkan oleh
pengendara tidak sebesar
sepeda biasa karena dibantu
oleh motor listrik. Hal
ini memungkinkan pengendara
mencapai jarak yang lebih jauh dengan pengeluaran tenaga yang sama.
Pada sepeda
listrik digunakan baterai/aki
sebagai sumber energi
untuk menggerakkan motor listrik.
Sumber energi listrik
yang digunakan untuk
mengisi ulang baterai pada
umumnya berasal dari
sambungan listrik rumah
(PLN), karena pada saat
ini pembangkit listrik
masih menggunakan bahan
bakar fosil sebagai bahan
bakar utama, maka
diperlukan sumber energi
alternatif untuk menghindari penggunaan bahan
bakar fosil tersebut, salah
satunya adalah dengan menggunakan fotovoltaik, yaitu
suatu piranti yang
dibuat dari bahan semikonduktor yang
mampu mengubah energi
elektromagnetik matahari menjadi energi listrik.
Dengan teknologi fotovoltaik
ini, energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengisi
ulang baterai.
Di luar
negeri, contohnya di
Inggris dan Amerika
Serikat, penggunaan
kendaraan PAS untuk
kebutuhan pribadi telah
mulai dikenal masyarakat, sedangkan di Indonesia kendaraan
jenis ini belum begitu
dikenal. Pandangan bahwa kendaraan
yang menggunakan mesin
pembakaran internal (ICE
– Internal Combustion Engines)
lebih mudah dalam
pengisian sumber tenaga
dan lebih baik dalam
rasio jarak tempuh
per liter bahan
bakar juga telah
mengambil bagian dalam kurang
dikenalnya kendaraan bertenaga
listrik. Untuk masa
depan, mesin ICE akan
dapat berperan dalam sistem transportasi bersih
ramah lingkungan, apabila telah
digunakan bahan bakar
bersih dan dilakukan
modifikasi pada sistem penyimpanan bahan
bakar dan cara
kerja mesin ICE,
tetapi sampai masa
itu, kendaraan bertenaga listrik
dapat menjadi alternatif
yang cukup baik
untuk kebutuhan transportasi jarak
pendek. Karena itu,
pembuatan sepeda bertenaga surya ini
juga diharapkan mampu
menangkap minat masyarakat terhadap kendaraan yang
ramah lingkungan, dan
mampu memenuhi kebutuhan
transportasi jarak pendek dalam kota.
Gambar
Sepeda Listrik
Gambar
Sepeda Tenaga Surya
Bahan yang
digunakan adalah sepeda
(2 buah), motor
listik DC magnet permanen 12
V (2 buah),
solar cell 12
V 50 watt,
baterai 12 V
10 Ah (2 buah), roda
gigi, kabel-kabel, chain
drive, mur dan
baut, bahan kimia
untuk pelarut PCB, PCB,
mikrokontroler, dan komponen
elektronika. Sedangkan alat
yang dipergunakan adalah multitester, Toolkit box dan bor.
Perhitungan dengan Teori Rumus
Daya yang
diberikan oleh motor
listrik tidak seluruhnya
ditransmisikan atau
dipindahkan ke putaran
roda, karena selama
melalui rangkaian sistem transmisi ada
sebagian daya yang
diubah ke bentuk
lain seperti gesekan
maupun berubah menjadi kalor,
yang besarnya tergantung
dari nilai efisiensi
setiap elemen transmisi. Jika
data spesifikasi alat
dan bahan yang
digunakan sebagai komponen sistem transmisi
diketahui, perhitungan efisiensi
sistem transmisi dengan
teori rumus dapat dikerjakan.
Efisiensi
Elemen Transmisi Roda Gigi
Roda gigi
yang digunakan pada
sistem transmisi dikerjakan
secara biasa, maka efisiensinya
diambil ≈ 95
%. Nilai efisiensi
ini adalah nilai
pertingkat sabuk rantai, karena
ada dua tingkat maka efisiensi total roda gigi adalah:
η Gigi Tot = 0,95
x 0,95 = 0,9025
Efisiensi
Elemen Rantai Rol (pin- connected chains)
Efisiensi mesin
elemen mesin (Baumeister
dan Avallone, 1978)
bahwa efisiensi pin-connected chains
(bicycle) adalah 95%-97%.
Pada sistem transmisi ini
efisiensi rantai-rolnya diasumsikan
96%, maka efisiensi
total untuk dua
tingkat adalah:
ηRantai Tot = 0,96
x 0,96 = 0,9216
Efisiensi
Bantalan (ball bearings)
Efisiensi mesin
elemen mesin (Baumeister
dan Avallone, 1978)
bahwa efisiensi ball bearings
adalah 99 %.
Sistem transmisi ini
bantalan menggunakan dua buah
bantalan yang terletak
pada satu tempat
yaitu pada rangkaian
dua roda gigi yang satu sumbu
atau poros. Jadi efisiensi total bantalan :
ηBantalan Tot = 0,99 x 0,99 = 0,9801
Nilai efisiensi
total sistem transmisi
adalah total dari
perkalian efisiensi setiap elemennya (Kolstee, 1982). Jadi
efisiensi total sistem transmisi adalah:
ηTranmisi Tot = (η Gigi
Tot) x (η Rantai
Tot) x (η Bantalan Tot)
= 0,9025 x 0,9216 x 0,9801
= 0,8151922944
= 81,52 %
Pada pengujian karakteristik
motor listrik, motor
diberi beban (gaya)
yang difungsikan sebagai variabel
torsi dan motor
dalam kondisi tidak
dirangkai dengan sistem transmisi.
Besar torsi motor
adalah perkalian antara
gaya (berat beban) dan
radius poros motor
yang dikenai beban.
Dalam penelitian ini
berat bebannya sudah divariasikan
dengan asumsi percepatan
grafitasi bumi 9,8
m/s2 dan hasil
pengukuran radius poros motornya adalah 1 cm (r = 0,01m).
DAFTAR
PUSTAKA
Anugra, D. Z, dkk. 2010. Pembuatan Sepeda listrik Bertenaga Surya Sebagai Alat Transportasi
Alternatif Masyarakat. Yogyakarta : Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik
Universitas Gajah Mada
No comments:
Post a Comment